Saturday, December 13, 2014

TSUNAMI SUMATERA-ANDAMAN: THE RAMPAGE OF NATURE

Alam bergejolak
Bumi tidak menyapa mesra
Lautan menghancurkan segala-galanya
Gelombang demi gelombang menyayat kulit dan tulang
Serentak dunia terdiam, alam telah berbicara dan menunjukkan eksistensinya

 Awal pagi, 26 Desember 2004, merupakan hari minggu yang tenang. Di sebuah kota di Aceh, masyarakat  beraktivitas seperti biasa, terlihat di sudut kota seorang anak laki-laki sedang berlari-lari, tertawa riang bermain dengan seekor kucing. Terlihat juga seorang polisi sibuk mengatur lalu lintas. Kenderaan lalu lalang seperti biasa, bunyi klakson memenuhi ruang, para pedagang kaki lima sibuk menggelar dagangannya, mencoba untuk menarik minat para pembeli. Semuanya biasa-biasa saja. 
Pukul 07:58, alam terdiam sejenak. Sunyi sepi. Tiba-tiba terdengar bunyi gemuruh dari kejauhan. Suara gemuruh itu semakin keras. Beberapa detik kemudian semua benda bergetar, semakin lama semakin hebat guncangannya. Semua orang bingung sejenak. Tiba-tiba terdengar jeritan keras untuk menyelamatkan diri. Gempa! Orang-orang mulai panik, mereka berlari menghindari gedung-gedung menuju ke lapangan atau ke mana saja yang jauh dari tempat-tempat yang tidak aman. Suasana semakin mencengkam. Beberapa detik gempa terjadi, beberapa tiang listrik dan pohon mulai bertumbangan. Rumah-rumah rubuh atapnya juga pagarnya. Pengendara mobil dan motor yang kebingungan melihat orang-orang berlarian juga mulai sadar kalau terjadi gempa. Awalnya, mereka tidak merasakan gempa karena mengira itu hanya guncangan dari kenderaan yang mereka naiki. Beberapa menit gempa terus terjadi, semakin keras. Rumah-rumah mulai runtuh. Suara jeritan terdengar dari semua sudut di kota. 

Alam menunjukkan eksistensinya. Amukan yang tidak mungkin bisa dihentikan dengan kodrat manusia. Dalam keadaan seperti ini, hanya terdengar suara tangisan dan suara takbir saling bersahutan. Beberapa orang mengira kalau kiamat telah terjadi. Beberapa menit kemudian, guncangan semakin reda. Suasana sangat kacau sekali. Ibu-ibu sibuk mencari anak mereka yang terlepas dari jagaan. Beberapa orang yang lain sibuk membantu korban gempa yang terperangkap dalam reruntuhan. Bunyi klakson dari kenderaan memenuhi ruang, memekakkan telinga. Para pedagang yang tadinya lari menyelamatkan diri sibuk mengumpulkan barang dagangannya, ada pula yang membiarkan saja karena takut gempa kembali terjadi. Mereka tidak sadar kalau maut sedang mengintip dari arah lautan. Ya! Samudera yang selama ini bersahabat, hari ini akan menelan korban. 

Di beberapa titik pantai, air laut tiba-tiba mengering dengan cepat, tidak seperti biasanya. Semakin lama semakin jauh meninggalkan pantai. Semuanya terjadi cepat. Para nelayan bingung melihat fenomena ini. Tetapi beberapa orang sadar bahwa alam sedang berbicara pada manusia. Mereka harus menyingkir secepatnya dari pantai, sejauh mungkin ke tempat-tempat tinggi dan tidak tercapai oleh amukan lautan. Kemudian, dari kejauhan, suara deru yang maha keras terdengar, diikuti oleh kabut. Semakin lama suara itu semakin mendekat. Semua mata tertumpu ke arah samudera. Lari! Lari!Semuanya selamatkan diri!

Para penduduk yang tinggal di bibir pantai bersiap-siap menghadapi situasi terburuk. Beberapa mulai berlari menyelamatkan diri, membawa anak-anak kecil juga barang-barang yang bisa diselamatkan. Ombak bergelombang di depan mata, hitam dan kelam. Kekuatan yang menghancurkan itu tidak terbendung lagi...

Tsunami Sumatera-Andaman yang terjadi 10 tahun lalu meninggalkan luka terdalam kepada dunia. Ratusan ribu nyawa melayang akibat amukan gempa dan juga lautan. Gempa bumi ini  terjadi ketika lempeng Hindia disubduksi oleh lempengan Burma dan menghasilkan tsunami mematikan dalam sejarah umat manusia. Gelombang tsunami yang puncak tertingginya mencapai mencapai 30 meter atau 98 kaki menewaskan lebih 230.000 orang di 14 negara dan menghapuskan beberapa daratan dari peta dunia. Kekuatan gempa yang besar (Mw 9,1-9,3) merupakan gempa ketiga terbesar yang pernah dicatat oleh seismograf dan memiliki durasi terlama sepanjang sejarah peradaban manusia, yaitu sekitar 8,3-10 menit. Seluruh bumi bergetar 1 sentimeter dan menimbulkan serangkaian gempa susulan di beberapa wilayah di dunia seperti Alaska. Korban tsunami ini menarik simpati dunia dan bantuan terus mengalir untuk mereka. 


Ada beberapa fakta tentang tsunami ini:
1. Energi yang dilepaskan di permukaan bumi oleh gempa dan tsunami pada tahun 2004 itu diperkirakan sebesar 26 megaton TNT atau setara 1500 kekuatan bom Atom yang meluluhlantakkan kota Hiroshima.
2. Gempa ini menciptakan osilasi seismik permukaan bumi setinggi 20-30 sentimeter setara dengan dampak gaya tarik pasang oleh matahari dan bulan.
3. Perpindahan massa dan pelepasan energi yang masif menyebabkan sedikit perubahan pada rotasi Bumi.
4. Kepulauan Andaman dan Nicobar sedikit bergeser ke barat daya sejauh 125 meter dan tenggelam setinggi 1 meter.
5. Somalia yang berada di benua Afrika menerima tsunami yang lebih besar daripada Bangladesh meskipun notabenenya jauh dari episentrum.
6. tsunami membutuhkan waktu 15 menit samapi 7 jam untuk sampai ke semua wilayah pesisir.
7. Terjangan tsunami mencapai Afrika Selatan (Struisbaai) 16 jam setelah gempa.
8. Seorang anak kecil berusia 10 tahun asal Britania Raya bernama Tilly Smith mengenali tanda-tanda tsunami karena mempelajari di sekolahnya, dengan bantuan orang tuanya mengingatkan semua orang yang berada di pantai sebuah resor di Phuket agar menghindar segera setelah air laut surut secara tiba-tiba.

Thursday, December 11, 2014

WHEN THE NATURE DETERMINES ITS DESTINY

Semburan lava dari gunung berapi biasanya sangat berbahaya dan harus dihindari. Terkadang semburan ini bisa menyebabkan kehancuran sebuah peradaban sekaligus, seperti yang terjadi kepada penduduk Pompeii. Di kesempatan ini kita bisa melihat bagaimana lava mengalir ke tempat penduduk dan menghancurkan segala-galanya. Let's check it out!

KELIHATAN LAVA MULAI MENYERANG

ALIRAN LAVA MENGHANCURKAN SEGALA YANG MENGHALANGINYA

KELIHATAN LAVA MENGALIR DAN MULAI MENUTUPI JALAN RAYA

SEBUAH RUMAH YANG TERPERANGKAP DI TENGAH-TENGAH LAVA

LAVA YANG TELAH MEMBEKU

sumber

THE BLACK DEATH: THE NIGHT HELL ON EARTH


Kehancuran sedang mengintip di depan pintu setiap rumah penduduk Eropa pada pertengahan abad ke 14. Alam seolah-olah menghembuskan angin kematian dan memburu semua orang pada saat itu tanpa mengenal usia. Penduduk Eropa berjuang untuk menghindari wabah tetapi kematian tetap menjemput mereka. Dalam kebingungan, mereka menuduh kaum minoritas atas segala kehancuran yang mereka hadapi. Umat Islam dan Yahudi diburu dan dibunuh. Para biarawan, peziarah bahkan pengemis jalanan tidak lepas dari tangan dingin mereka. 
“alam telah memberontak dan kematian menggerogoti mereka, hitam dan kelam”
The Black Death atau maut hitam merupakan suatu pandemi hebat dan mungkin yang terkejam dalam sejarah manusia. Pandemi ini melanda Eropa pada pertengahan abad ke 14 (1347-1351). Populasi penduduk Eropa berkurang secara drastis karena wabah ini membunuh kurang lebih sepertiga hingga dua pertiga populasi yang ada pada waktu itu. Pada saat itu, bukan hanya Eropa yang mengalami pandemi besar tetapi juga Asia dan Timur Tengah. Eropa merupakan bagian dari pandemi multi-regional. Jika dikalkulasikan, jumlah manusia yang tewas akibat pandemi ini adalah 200 juta nyawa.
Maut  hitam mengubah struktur sosial di Eropa dan Gereja Katolik Roma, institusi keagamaan yang paling berpengaruh pada saat itu sangat terpukul oleh wabah ini. Penduduk minoritas menjadi korban perburuan penduduk mayoritas dengan tuduhan menyebabkan wabah ini menyebar. Cara hidup masyarakat Eropa yang berprinsip hidup untuk hari ini memperburuk situasi.
Awalnya, pandemi ini disebut sebagai “Mortalitas Besar” (Great Mortality). Nama maut hitam (Black Death) diambil dari gejala khas penyakit ini, yang disebut acral necrosis, dimana kulit penderita menghitam karena pendarahan subdermal. Catatan sejarah telah membuat sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa Maut Hitam adalah suatu serangan wabah bubonik yang disebabkan bakteri Yersinia Pestis dan disebarkan oleh lalat dengan bantuan hewan seperti tikus rumah (Rattus rattus), walaupun ada juga kalangan yang menyangsikan kebenaran hal ini.
Ada tiga varian penyebaran wabah ini. Penyebaran paling umum adalah lewat varian pes yang berasal dari pembengkakan kelenjar getah bening (Bubo) yang muncul di leher korban, ketiak ataupun pangkal paha. Penyakit ini tumbuh dengan berbagai ukuran, ada yang berukuran sebesar telur hingga sebesar apel. Meskipun beberapa orang selamat dari penderitaan, wabah penyakit ini biasanya hanya memberikan harapan hidup satu minggu pada korban. Penyebaran wabah Pes bermula dari seranggga (umumnya kutu) yang terinfeksi melalui kontak langsung dengan hewan pengerat termasuk diantaranya tikus dan marmot yang terinfeksi wabah. Setelah tikus tersebut mati, kutu menggigit manusia dan menyebarkannya kepada manusia. Varian kedua merupakan wabah Pneumonia yang menyerang sistem pernapasan dan disebarkan hanya dengan menghirup udara yang dihembuskan melalui korban. Wabah penyakit ini jauh lebih mematikan dibanding wabah Pes, harapan hidup hanya dapat diukur dalam satu atau dua hari. Varian ketiga merupakan penularan wabah septicemia, wabah ini menyerang sistem darah. Berbeda dengan kedua wabah lainnya, varian ini dapat menyebar melalui gigitan serangga atau hewan pengerat yang telah terinfeksi, atau melalui kontak dengan manusia yang telah terinfeksi lainnya.
Tingkat kematian diakibatkan oleh wabah ini berbeda di setiap daerah tergantung sumbernya. Wabah ini telah merenggut sekitar 40% populasi masyarakat Mesir pada saat itu. Setengah dari populasi penduduk Paris meninggal, Florence Italia kehilangan populasinya dari 110 ribu orang pada tahun 1338, menjadi  sekitar 50 ribu orang pada tahun 1351. Kurang lebih 60% penduduk Hamburg dan Bremen meninggal. Sebelum tahun 1350, terdapat sekitar 170.000 penduduk di Jerman, dan angka ini berkurang hampir 40.000 pada 1450. 
Penyebaran wabah yang cepat menyebabkan sulitnya ditemukan penangkal untuk wabah ini. Para biarawan dan rahib merupakan salah satu korban dengan tingkat kematian tertinggi karena mereka melakukan kontak langsung dengan penduduk yang terinfeksi ketika sedang merawat. 
Giovanni Boccaccio, seorang penulis asal Italia hidup melalui wabah karena melanda kota Florence pada tahun 1348. Pengalaman ini mengilhaminya untuk menulis “The Decameron” kisah tujuh pria dan tiga wanita yang melarikan diri dari wabah penyakit dengan melarikan diri ke sebuah villa di luar kota. Cerita Giovanni sangat menggambarkan keadaan abad pertengahan di Eropa pada waktu itu.
Masing-masing warga menghindari warga yang lain, hampir tidak ada tetangga yang saling berhubungan, saudara tidak pernah menghubungi atau hampir tidak pernah mengunjungi satu sama lain. Wabah penyakit ini lebih buruk dan luar biasa hingga menyebabkan ayah dan ibu menolak untuk menjenguk anak-anak mereka yang terjangkit wabah, seolah-olah mereka tidak miliki anak.
Banyak pria dan wanita jatuh sakit, dibiarkan tanpa perawatan apapun kecuali dari rasa sosial teman (tapi hanya sedikit), meskipun banyak yang mencoba membayar dengan upah tinggi tapi tidak memiliki banyak kesempatan memperolehnya.
Nasib yang sangat menyedihkan menimpa kalangan kelas bawah dan sebagian besar kelas menengah. Kebanyakan dari mereka tetap tinggal di rumah, hidup dengan kemiskinan dan harapan keselamatan, ribuan orang jatuh sakit. Mereka tidak mendapatkan perawatan dan perhatian, hampir semua penderita wabah penyakit meninggal. Banyak yang mengakhiri hidup di jalan-jalan malam hari dan siang hari, meninggal di rumah-rumah mereka yang diketahui mati karena tetangga mencium bau mayat membusuk. Mereka yang lebih peduli tergerak oleh amal agama akan menyingkirkan mayat-mayat yang membusuk. Dengan bantuan porter, mereka membawa mayat (yang terkena wabah penyakit) keluar dari rumah dan meletakkannya di pintu.
Beberapa fakta tentang The Black Death:
1. Meskipun periode yang dikenal sebagai Black Death atau maut hitam berakhir pada tahun 1351, wabah ini terus melanda Eropa dalam beberapa tahun hingga akhir abad ke -15.
2. Black Death merupakan pandemi kedua di abad pertengahan, setelah wabah Justinian di abad ke enam, namun tidak menghancurkan selayaknya wabah Black Death.
3. Korban pertama yang tercatat meninggal pada tahun 1338 dan 1339 di daerah sekitar danau Issyk Kul (Danau Baikal) di Russia. Pada nisannya tertulis, ‘pada tahun kelinci (1339), ini adalah makam Kutluk. Dia meninggal karena wabah bersama istrinya bernama, Magnu-Kelka.
4. Selama pengepungan kota Genoa di Kaffa oleh Tatar pada tahun 1347, penduduk kota itu dilaporkan terinfeksi wabah ketika tentara Tatar melemparkan mayat yang sudah terinfeksi ke tengah-tengah kota.
5. Banyak yang percaya wabah itu disebabkan oleh hukuman Tuhan atas dosa-dosa manusia. Bahkan ada yang percaya bahwa wabah ini disebabkan oleh kantong udara yang buruk akibat gempa bumi atau ketidakselarasan Saturnus, Jupiter dan Mars di tingkat ke 40 dari Aquarius pada tanggal 20 Maret 1345.
6. Banyak dokter pada saat itu percaya bahwa wabah mengeluarkan bau busuk. Akibatnya, beberapa pengobatan penyakit ini dilakukan dengan menggunakan kotoran dan bahan-bahan lain yang lebih memungkinkan menyebabkan penyakit ini semakin menyebar.
7. Orang-orang pada saat itu juga percaya bahwa cara untuk menangkal penyakit ini adalah dengan menghindari pikiran buruk, minum anggur yang baik, menghindari makan buah, menempatkan ramuan wangi dalam minuman, menghindari birahi, tidak merugikan orang miskin, makan minum secukupnya dan menjaga rumah tangga.
8. Gherardo, adik dari Petrarch, humanis terkenal dan seorang biarawan di biara Montriuex, dan anjingnya adalah satu-satunya makhluk yang selamat dari wabah di biaranya. Dia menguburkan 34 biarawan lainnya seorang diri.
9. Dari 140 persaudaraan Dominika di Montpellier, hanya tujuh yang selamat.
10. Sebelum wabah, musik berlimpah dan suasana ceria tetapi berubah 180 derajat ketika wabah menyebar. Bentuk seni menggambarkan penderitaan pada saat itu.

MH17: THE LAST CRYING IN THE BLOODY SKY

"Inginku terbang tinggi, tetapi sayap-sayapku patah menelusuri angin"

Ketika dunia masih berkabung atas hilangnya  pesawat Malaysia Airlines MH370  dan proses pencarian yang berbulan-bulan lamanya, dunia sekali lagi dikejutkan dengan jatuhnya pesawat Malaysia Airlines, MH17 yang ditembak jatuh oleh kelompok separatis di Ukraina. Tragedi ini memberikan tamparan hebat kepada penerbangan Malaysia Airlines yang selama ini memiliki track record yang bersih.

BOEING 777-200ER
MH17 dijadwalkan melakukan penerbangan internasional dari Amsterdam menuju Kuala Lumpur namun akhirnya harus menemui takdirnya di bumi Ukraina ketika sebuah misil darat ke udara menghantam tubuh pesawat itu. Pesawat Boeng 777-200ER itu hilang dari pantauan radar sekitar 50 km dari perbatasan Ukraina-Russia dan jatuh di Torez yang berada di wilayah yang dikuasai oleh kelompok separatis pro-Russia di Donetsk Oblast.

Berdasarkan sumber inteligen Amerika dan Jerman, pesawat itu ditembak jatuh menggunakan sebuah Buk surface-to-air missile, yang dilepaskan dari wilayah yang dikuasai oleh kelompok separatis. Namun, pemerintah Russia menyalahkan pemerintah Ukraina atas kasus ini. Berdasarkan bukti yang diperoleh dari beberapa sumber mengindikasikan bahwa kelompok separatis membawa peluncur misil pada hari kejadian dari Donetsk menuju Snizhne. Data lain juga membuktikan kelompok separatis menggunakan misil ini antara lain jejak yang ditinggalkan, pecahan misil yang ditemukan di antara puing-puing pesawat, rekaman audio percakapan kelompok separatis sesaat setelah kejadian, foto-foto dan data-data dari media sosial yang berhasil dikumpulkan.

BUK SURFACE TO AIR MISSILE
MH17 yang melakukan penerbangan pertama kali pada tanggal 17 Juli 1997, telah melakukan 43,000 jam penerbangan sebelum ditembak jatuh di Ukraina. Pesawat dengan dua mesin Rolls-Royce Trent 892 memiliki nomor seri 28411 dengan nomor registrasi 9M-MRD. Berdasarkan dokumen, pesawat dalam kondisi layak terbang dan tidak ditemukan masalah teknis. Sebagai tambahan, Boeing 777 merupakan salah satu pesawat yang paling aman untuk penerbangan komersil.


Semua penumpang dan kru yang berada dalam pesawat naas itu tewas dengan jumlah seperti berikut:

i.                Australia, 27 korban tewas
ii.              Belgia, 4 korban tewas
iii.             Kanada, 1 korban tewas
iv.            Jerman, 4 korban tewas
v.              Indonesia, 12 korban tewas
vi.            Malaysia, 43 korban tewas
vii.           Belanda, 193 korban tewas
viii.         Selandia baru, 1 korban tewas
ix.            Filipina, 3 korban tewas
x.              United Kingdom, 10 korban tewas

Total keseluruhan korban tewas adalah 298 orang, dengan jumlah penumpang yang tewas sebanyak 283 dan 15 kru pesawat.

Beberapa fakta tentang jatuhnya pesawat MH17

i.         Pesawat komersil milik Malaysia Airlines ini melakukan penerbangan perdananya pada tanggal 17 Juli 1997, tepatnya 17 tahun sebelum tragedi ini terjadi.
ii.       Dengan jumlah korban tewas sebanyak 298 orang, tragedi MH17 adalah insiden paling mematikan dalam sejarah penerbangan di Ukraina,
iii.      Tragedi MH17 juga adalah insiden paling mematikan dalam sejarah untuk pesawat yang ditembak jatuh.
iv.     MH17 adalah tragedi kedua yang terjadi di tahun yang sama (2014) yang melibatkan Malaysia Airlines setelah pesawat komersil MH370 hilang tanpa jejak ketika melakukan  penerbangan menuju Beijing, China.
v.       Ketika media-media di seluruh dunia menyoroti kelompok separatis sebagai pelaku atas jatuhnya pesawat MH17, media Russia sebaliknya menuduh pemerintah Ukraina bertanggungjawab atas tragedi ini.
vi.     Kelompok separatis sempat menulis status tentang jatuhnya pesawat ini di sosial media sebelum dihapus.

Berikut adalah foto-foto yang menceritakan tentang tragedi ini. Semoga peristiwa ini tidak kembali terjadi. Cukup darah mereka yang tumpah  menceritakan duka yang terdalam tentang tragedi dunia.